Mengenal Lupus Penyakit Seribu Wajah, Berikut Testimoni Selena Gomez Hadapi Penyakit Ini Plus Pengaruhnya Terhadap Bentuk Tubuh

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)-Lupus, atau lupus eritematosus sistemik (LES), adalah penyakit autoimun yang kronis dan kompleks yang dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, organ dalam, dan sistem saraf. Lupus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering pada wanita, terutama mereka yang berusia di antara 15 dan 44 tahun.

Penyebab pasti dari lupus belum diketahui, tetapi tampaknya terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti kulit, sendi, dan organ dalam. Ada juga faktor genetik yang dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena lupus.

Tanda dan gejala lupus dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh mana yang terpengaruh. Beberapa gejala umum termasuk ruam merah muda atau keunguan pada wajah, leher, atau lengan, kelelahan, nyeri sendi, demam, dan sakit kepala. Gejala dapat muncul dan menghilang selama periode waktu yang berbeda, dan dapat memburuk pada saat stres atau selama periode tertentu.

Ada beberapa jenis lupus, termasuk lupus kulit, lupus diskoid, dan lupus sistemik. Lupus kulit adalah jenis lupus yang hanya mempengaruhi kulit, sementara lupus diskoid adalah jenis lupus yang mempengaruhi kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen. Lupus sistemik adalah jenis lupus yang paling serius, yang dapat mempengaruhi organ dalam dan dapat mengancam jiwa.

Meskipun tidak ada obat untuk lupus, pengobatan dapat membantu mengendalikan gejala dan mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Beberapa pengobatan yang umum digunakan untuk lupus termasuk obat anti-inflamasi nonsteroid, kortikosteroid, dan imunosupresan. Selain itu, pasien dengan lupus juga disarankan untuk menghindari sinar matahari langsung, memperhatikan kebersihan gigi dan mulut, serta menjalani pola hidup sehat.

Jika Anda memiliki gejala yang mirip dengan lupus, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda. Meskipun lupus dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, dengan pengobatan yang tepat, banyak orang dengan lupus dapat hidup sehat dan produktif.

Diinduksi Obat

Dikutip dari kompas.com, Lebih dari 40 obat dapat menyebabkan munculnya gejala penyakit lupus yang mengancam jiwa. Namun, tidak semua orang yang mengkonsumsi obat ini dapat terserang penyakit lupus yang diinduksi obat.

Penyakit lupus adalah penyakit jangka panjang (kronis) di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat. Ada beberapa jenis penyakit lupus, salah satunya adalah yang diinduksi oleh obat. Artikel ini akan mengulas tentang pengerti lupus yang diinduksi obat, macam penyabab, dan ciri-cirinya.

Mengutip Verywell Health, penyakit lupus yang diinduksi obat atau drug induced lupus adalah penyakit mirip lupus yang disebabkan oleh obat resep tertentu. Ini adalah penyakit autoimun langka, yang dimulai setelah Anda meminum obat penyebabnya selama 3-6 bulan.

 Gejala penyakit lupus mirip dengan lupus eritematosus sistemik (SLE), meliputi nyeri otot dan persendian. Lupus yang diinduksi oleh obat dapat mengancam jiwa, tetapi sepenuhnya dapat dipulihkan setelah Anda berhenti minum obat yang menjadi penyebabnya. 

Lebih dari 40 obat diketahui dapat menyebabkan jenis lupus ini, tetapi beberapa dianggap sebagai penyebab utama. Tiga obat yang paling sering menjadi penyebab penyakit lupus yang diinduksi obat adalah: Pronestyl (procainamide), digunakan untuk mengobati aritmia jantung Apresoline (hydralazine), digunakan untuk mengobati hipertensi Quinaglute (quinidine), digunakan untuk mengobati aritmia jantung 

Kelas obat-obatan lainnya yang terlibat dalam penyakit lupus yang diinduksi obat meliputi: Anti-antiaritmia (misalnya, procainamide, quinidine) Antibiotik (misalnya minosiklin) Antikonvulsan Anti inflamasi Antipsikotik Obat anti tiroid Obat biologis Obat kemoterapi Obat kolesterol Diuretik Obat hipertensi (misalnya, hydralazine, diltiazem isoniazid) Penisilamin Penghambat pompa proton  Namun, tidak semua orang yang mengkonsumsi obat ini akan terserang penyakit lupus jenis ini.

Dikutip dari Healthline, penyakit lupus jenis ini terjadi ketika Anda sudah mengkonsumsi obat penyebabnya selama beberapa bulan. Tanda-tanda penyakit lupus yang diinduksi oleh obat ini bisa bervariasi pada setiap individu, di antaranya sebagai berikut: Nyeri otot (mialgia) Nyeri sendi (artralgia) Rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat peradagangan di sekitar jantung atau paru-paru (serositis) Ruam kupu-kupu di wajah Ruam kulit berwarna merah, meradang, gatal yang dipicu oleh sinar matahari (fotosensitifitas) Bercak ungu pada kulit (purpura) Benjolan lunak berwarna merah atau ungu akibat peradangan sel lemak tepat di bawah kulit (eritema nodosum) Kelelahan Demam Penurunan berat badan tanpa disengaja 

Jika Anda memiliki ciri-ciri lupus jenis ini seperti di atas, segeralah periksa ke dokter. Pastikan memberi tahu dokter tentang semua obat yang Anda konsumsi. Diagnosis yang tepat sangat penting karena, jika Anda terus mengkonsumsi obat penyebab lupus jenis ini, gejala Anda akan semakin parah. Kematian adalah bisa menjadi konsekuensi paling buruk dari penyakit lupus yang diinduksi obat.

Kisah Selena Gomez Hadapi Lupus 

Dikutip dari kompas.com, selena Gomez kerap berbagi pengalamannya hidup dengan penyakit lupus. Ia didiagnosis menderita penyakit seribu wajah itu pada tahun 2015 sehingga harus menjalani berbagai pengobatan. Pelantun "Lose You to Love Me" ini bahkan sempat menjalani transplantasi ginjal pada 2018 akibat komplikasi yang dialaminya.

Tak hanya itu, obat-obatan yang harus terus dikonsumsinya juga berdampak pada bentuk tubuhnya sehingga jadi sasaran body shaming. Pengobatan lupus Selena Gomez yang berdampak pada berat badan Lupus adalah kondisi autoimun yang menyebabkan peradangan kronis di banyak bagian tubuh, seperti kulit, persendian, jantung, ginjal, paru-paru, dan lainnya. 

Gejalanya bisa sangat bervariasi pada setiap orang dengan risiko komplikasinya masing-masing. Keluhan yang kerap terjadi misalnya nyeri terus-menerus, kelelahan luar biasa, ruam kulit, sering demam, kerusakan ginjal, masalah jantung, dan gangguan kesehatan mental seperti depresi, dan lain-lain. 

 “Lupus saya, transplantasi ginjal saya, kemoterapi, menderita penyakit mental, terjadi di depan publik dengan sangat buruk, ini semua adalah hal-hal yang sejujurnya seharusnya membuat saya terpuruk," ujar Selena Gomez. 

Namun mantan kekasih Justin Bieber ini berharap pengalamannya akan membangun kesadaran publik dan menyebarkan pemahaman. Termasuk ketika ia mengakui menjadi lebih gemuk akibat obat yang dikonsumsinya cenderung menahan banyak air di tubuhnya. 

"Saya hanya ingin ... mendorong siapa pun di luar sana yang merasa malu atas apa yang mereka alami, dan tidak ada yang tahu cerita sebenarnya," katanya dalam streaming TikTok.

Ada berbagai obat yang dapat membantu mengobati lupus dan semuanya memiliki potensi efek samping untuk meningkatkan berat badan. "Lupus memengaruhi setiap orang secara berbeda, jadi rejimen pengobatan juga sangat individual", kata Margo Bowman, PharmD, direktur layanan farmasi klinis di Corewell Health di Grand Rapids, Michigan.

Banyak penderita lupus menggunakan hydroxychloroquine, obat antirematik pemodifikasi penyakit (DMARD), yang membantu mengendalikan peradangan dan menurunkan risiko flare-up, atau periode ketika penyakit aktif dan menyebabkan gejala.

 “Telah diketahui untuk meningkatkan umur dan mengurangi risiko penyakit otak dan ginjal,” terang Lynn Ludmer, MD, direktur medis dari departemen reumatologi di Baltimore's Mercy Medical Center. 

“Setelah itu, itu tergantung pada jenis lupus tertentu yang dimiliki seseorang, dan obat yang tepat berbeda untuk setiap orang.” 

Kortikosteroid juga dapat digunakan dalam jangka pendek untuk melawan peradangan dan mengendalikan gejala. 

 “Obat-obatan ini sangat penting untuk memungkinkan kita 'memadamkan api' dengan segera,” kata Dr. Ludmer.

 "Itu adalah obat yang cukup manjur, jadi para ahli mencoba meresepkannya dengan dosis terendah untuk waktu sesingkat mungkin," tambahnya. 

Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dikaitkan dengan banyak efek samping potensial dan kenaikan berat badan adalah salah satu yang dialami banyak orang yang memakainya, menurut Johns Hopkins Medicine. Dampaknya pada berat badan Prednison adalah kortikosteroid yang biasa diresepkan untuk penderita Lupus di AS, yang penggunannya dapat mengubah cara lemak didistribusikan dalam tubuh. 

"Alasannya tidak sepenuhnya jelas tetapi mungkin karena perubahan retensi cairan," kata Dr. Ludmer.

"Steroid juga dapat menyebabkan perubahan pemrosesan nutrisi tertentu dalam tubuh,"urai Jamie Alan, PhD, PharmD, profesor farmakologi dan toksikologi di Michigan State University. 

Selain perubahan berat badan, efek samping lainnya juga termasuk sakit kepala, pusing, susah tidur, perubahan suasana hati, atau jerawat. Begitu pula keluhan kelelahan ekstrim atau kelemahan otot, periode tidak teratur, libido rendah, maag dll.

Berbagai efek samping ini lah yang memengaruhi tubuh Selena Gomez maupun penderita lupus lainnya. Sebagai contoh, ketika tangannya terlihat gemetar ketika memberikan tutorial perawatan kulit di TikTok belum lama ini.

 “Saya gemetar karena obat lupus saya,” terang bintang Hotel Transylvania 2 ini. "Kami memiliki hari-hari di mana mungkin kami merasa seperti sampah, tetapi saya lebih suka sehat dan menjaga diri sendiri. Pengobatan saya penting, dan saya yakin itulah yang membantu saya," tandasnya.***